Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis mencapai target substitusi impor sebesar 35 persen pada 2022 dengan adanya semangat dan dukungan lintas kementerian dan lembaga.
"Dengan semangat itu, tak menutup kemungkinan negeri ini mampu mencapai target substitusi impor 35 persen pada 2022," ujar Menteri Perindustrian lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menperin mengatakan tingginya potensi program peningkatan penggunaan dalam negeri (P3DN) dari anggaran belanja pemerintah wajib dioptimalkan.
Sebab, Presiden RI Joko Widodo sudah sedari awal mewajibkan anggaran pemerintah digunakan sebesar-besarnya untuk belanja produk dalam negeri. Apalagi, sudah ada kebijakan dan peraturan yang mendukungnya.
Konsumsi Semen di dalam negeri mulai membaik pada akhir kuartal III/2021. Namun demikian, realisasi penjualan semen nasional belum akan kembali ke posisi pra-pandemi mengingat masa pemulihan terlampau lambat.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, konsumsi semen di dalam negeri tumbuh positif hingga 4 persen per September 2021. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya konsumsi di semua daerah.
“Konsumsi [semen] domestik semua daerah bergerak naik, termasuk Bali dan Nusa Tenggara,” kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (18/11/2021).
Konsumsi semen di Bali dan Nusa Tenggara tercatat naik 2,3 persen secara tahunan menjadi sekitar 368.000 ton. Padahal, konsumsi semen di Pulau Dewata dan sekitarnya selalu negatif pada Januari–Agustus 2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV) pada 2030 dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih serta 2,45 juta unit untuk roda dua.
"Produksi kendaraan listrik diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda 4 atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda 2," kata Menperin pada acara diskusi daring bertajuk Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi di Jakarta, Jumat.
Menperin menyampaikan dalam rangka mendorong industrialisasi BEV, pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi konsumen BEV, seperti pengenaan PPnBM sebesar 0 persen, dan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar 0 persen untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Pemprov DKI Jakarta.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) intensif menggelar beragam pembinaan untuk mengembangkan kompetensi teknis sumber daya manusia (SDM), penguatan kualitas produk, pendampingan sertifikasi ISO, serta penguatan akses pasar dan kemitraan bagi IKM sektor logam agar bisa bersaing dan mampu menjadi pemasok komponen otomotif.
“Ditjen IKMA juga mendorong peningkatan peran IKM di Sentra Logam Ceper dalam rantai pasok industri otomotif nasional, salah satunya melalui kolaborasi program pengembangan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dengan Koperasi Batur Jaya (KBJ) Ceper,” kata Plt. Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita di Klaten, Jawa Tengah, Rabu.
Peningkatan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada September 2021 menjadi momentum pemulihan bagi industri fast moving consumer goods (FMCG).
Produsen kosmetik PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID) menyatakan pemulihan permintaan perlahan mulai tampak setelah pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu.
Namun, Sekretaris Perusahaan Mandom, Alia Risyamaya Dewi mengakui perbaikannya memang belum signifikan.
"Secara month-to-month based, ada perbaikan walaupun belum signifikan, karena pasca PPKM memang [penjualan] mulai membaik," katanya kepada Bisnis, Rabu (13/10/2021).
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat terjadi pebaikan IKK dari 77,3 pada Agustus menjadi 95,5 pada September 2021.
Industri alat kesehatan masuk ke dalam sektor yang tahan pukulan pandemi, meski di sisi lain juga belum mampu melepas ketergantungan yang tinggi terhadap importasi.
Sekretaris Jenderal Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Randy Teguh mengatakan bahwa seiring perkembangan pasar, pertumbuhan industri alat kesehatan (alkes) dapat mencapai 10–12 persen.
“Kami bisa lihat berdasarkan kebutuhan market. Kalau tempat tidur di rumah sakit tumbuhnya antara 10–12 persen, industri alat kesehatan tumbuhnya bisa sekitar angka itu,” katanya di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Randy pun menggarisbawahi karakter industri yang sangat beragam dari sisi produk menjadikan asosiasi sulit memetakan angka pertumbuhan atau proyeksi kinerja.
Page 3 of 5